Pembelokan Sejarah Drakula

Posted on Updated on

Lama sudah saya tidak hadir… Mungkin diantara sahabat blogger sekalian yang bertanya-tanya kemana saya sebenarnya. Hanya mengecek iseng komen yang masuk, sebisa mungkin membalas tapi sama sekali tak membuat postingan 😀

Insyallah saya dalam kondisi yang sehat-sehat aja.

Resensi Buku


cover buku

Judul : Dracula, Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib

Penulis : Hyphatia Cneajna

Penerbit : Navila Idea, Yogyakarta

Tebal : xii + 192 halaman

Tahun Terbit : Agustus 2007

Harga : Rp. 29.500,-


Membaca buku setebal 192 halaman ini, menurut saya isinya sangat menarik. Sampul bukunya berwarna coklat yang memudar menandakan aroma gothic yang begitu kental. Apalagi setelah membaca judulnya, Dracula. Memang awalnya akan mengira bahwabuku ini buku misteriseperti halnya tentang Dracula yang kita ketahui pada umumnya. Akan tetapi, judul kecil yang berbunyi “Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib”, tentu segera membuat siapa saja ingin segara untuk membaca keterangan di sampul belakang. Setelah membaca kata demi kata di sampul belakang maka akan segera mengetahui bahwa buku ini berbeda dengan buku sejenis lainnya, semisal buku Dracula karya Bram Stoker yang diasumsikan sebagai vampir penghisap darah 🙂

Buku karya Hyphatia Cneajna ini nama yang tentunya agak asing bagi telinga orang Indonesia ini yang lengkapnya berjudul Dracula, Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib, bukan karya fiksi, tapi buku sejarah. Mungkin saja karena selama ini kisah tentang Dracula sudah lekat dengan vampir yang haus darah, maka penerbit buku ini perlu menambahkan kalimat “Kisah Kebiadaban Count Dracula yang Disembunyikan Selama 500 Tahun”. Memang buku ini buku sejarah yang mengisahkan riwayat Vlad Tepes atau kemudian dikenal dengan nama Dracula secara mendetail.

Bab I, yang merupakan pendahuluan, memaparkan tentang latar belakang Perang Salib. Perang yang terjadi hampir selama 5 abad ini telah banyak memakan korban, baik dari pihak Kristen maupun Islam. Dalam babakan terakhir perang tersebut, kekuatan yang terlibat dalam pertempuran semakin mengerucut, yaitu Kerajaan Honggaria sebagai wakil Kristen melawan Kerajaan Turki Ottoman/Usmaniah sebagai wakil Islam. Dalam situasi inilah Dracula dilahirkan.

Riwayat hidup Dracula dibahas secara mendalam dalam Bab II. Nenek moyong Dracula, Randu Negru, merupakan pendiri kerajaan Wallachia, sebuah kerajaan yang dibatasi oleh Sungai Danube dan Pegunungan Carphatia. Kalau dilihat dalam peta dunia saat ini, Wallachia menjadi bagian dari negara Rumania. Randu Negru kemudian beranak pinak di wilayah tersebut. Salah satu keturunannya adalah Basarab/Vlad Dracul”Dracul” berarti “naga” yang merupakan ayah Dracula. Dracula merupakan anak kedua dari Vlad Dracul. Dracula mempunyai nama asli Vlad Tepes. Nama Dracula sendiri berasal dari bahasa Rumania, Draculea. Akhiran “ea” dalam bahasa Rumania berarti “anak dari”, jadi Draculea berarti anak dari Dracul.

Sebagai anak yang sering ditinggal ayahnya dalam keberbagai peperangan membuat Dracula tumbuh menjadi pribadi yang tidak bahagia. Ketidakbahagiaan ini semakin bertambah ketika pada umur 11/12 tahun ia harus menjadi tawanan Kerajaan Turki Ottoman. Walaupun di Turki ia diperlakukan dengan baik namun Dracula merasa bahwa dirinya telah dicampakkan dari masa kecil, kampung halaman, ibu serta keluarganya. Dari sinilah rasa dendam Dracula terhadap Kerajaan Turki Ottoman bermula. Hampir selama 5 tahun Dracula berada di Turki. Ketika usinya beranjak 17 tahun ia dikirim oleh Kerajaan Turki Ottoman untuk mengisi kekosongan tahta Wallachia setelah kematian kakaknya. Tahta Wallachia pun akhirnya bisa ia duduki. Dan, sejak berkuasa inilah kekejaman Dracula mulai tampak. Selama masa pemerintahannya yang berlangsung hanya 6 tahun ia telah membantai kurang lebih 500.000 penduduk Wallachia. Tentu saja jumlah korban tersebut tidak bisa dikatakan kecil dalam konteks abad pertengahan.
Sebagian besar korban pembantaian Dracula dibunuh dengan cara yang keji. Sebelum dibunuh mereka disiksa terlebih dahulu. Macam-macam penyiksaan Dracula tersebut dibahas dalam Bab III buku ini. Metode penyiksaan yang digunakan Dracula untuk menyiksa korban-korbannya antara lain penyulaan, merebus korban hidup-hidup, memaku kepala korban, menjerat leher korban, merusak organ vital perempuan, dan beberapa metode penyiksaan lain yang tak kalah kejam. Di antara metode penyiksaan tersebut penyulaan merupakan yang paling terkenal. Penyulaan merupakan penyiksaan dengan cara memasukkan kayu sebesar lengan tangan orang dewasa yang telah dilancipkan ujungnya ke dalam anus. Setelah sula masuk kemudian tubuh korban dipancangkan sehingga kayu sula terus masuk menembus tubuh korban hingga tembus ke bagian leher, punggung, atau kepala. Biasanya penyiksaan semacam ini dilakukan oleh Dracula secara massal, sehingga sekali melakukan “upacara” penyulaan jumlah korbannya bisa mencapai 2.000 orang.

Di antara korban-korban Dracula sebagian besar adalah umat Islam. Siapa saja umat Islam yang menjadi korban Dracula dijelaskan dalam Bab IV. Hyphatia memperkirakan jumlah korbannya mencapai 300.000 orang. Mereka ini sebagian besar merupakan pendukung Kerajaan Turki Ottoman yang berada di wilayah Wallachia. Sebagian besar korban tersebut dibunuh dengan cara disula, sebagian yang lain dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup, diracuni dan disiksa dengan cara yang lain. Masa inilah dikenal di Wallachia sebagai masa teror yang paling
mengerikan.

Masa teror terhadap umat Islam dan penduduk Wallachia baru berakhir ketika Dracula terbunuh. Tentang di mana Dracula terbunuh dan kuburannya dipaparkan di Bab V. Dalam bab ini didedah segala mitos yang melingkupi Dracula, termasuk kuburan Dracula yang setelah digali ternyata tak ada jasadnya lagi. Pun, dibahas tentang kematian-kematian misterius yang menimpa penduduk Wallachia dan sekitarnya setelah kematian Dracula, yang konon kabarnya kematian tersebut adahubungannya dengan Dracula.

Segala bentuk kekejaman Dracula yang dipaparkan dalam bab demi bab buku ini masih tertutupi hingga kini. Sampai saat ini Dracula lebih dikenal sebagai vampir yang haus darah daripada pembunuh berdarah dingin. Hal ini terjadi karena Barat memang berusaha mengaburkan kisah hidup Dracula yang sesungguhnya. Mengapa Barat berusaha keras menyembunyikan jadi diri Dracula? Apa hubungan Dracula dengan bawang putih dan salib dalam konteks penjajahan sejarah? Mengapa pembunuh Dracula yang sebenarnya tidak banyak ditampilkan? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut diuraikan dengan tuntas oleh Hyphatia di Bab VI
karyanya.

Buku karya Hyphatia Cneajna ini menarik karena dua hal. Pertama, buku ini
menampilkan fakta-fakta yang belum banyak diketahui oleh masyarakat secara
luas. Pada saat membacanya segala fakta-fakta yang ada dalam buku ini ibarat
tamparan yang membuat kita sadar bahwa selama ini sosok Dracula merupakan sosok
nyata yang kemudian lebih dikenal sebagai sosok fiski. Kedua, buku ini mengajak
kita untuk selalu kritis terhadap sejarah. Sebuah sejarah yang seakan-akan
sudah menjadi kebenaran ternyata seringkali berisi kebohongan-kebohong an.
Dengan dua kelebihan ini dan tentunya dengan kekurangan yang ada di
dalamnya buku ini layak dibaca oleh seluruh lapisan masyarakat.

14 thoughts on “Pembelokan Sejarah Drakula

    alamendah said:
    December 29, 2009 at 10:49 pm

    (maaf) izin mengamankan PERTAMA dulu. Boleh kan?!
    Alhamdulillah sobat sehat-sehat aja.
    Drakula? Ternyata punya sejarah yang berliku dan lumayan panjang, ya?.

    Afif responded:
    December 29, 2009 at 11:12 pm

    Ya mas, males bacanya ya?? :mrgreen: Tp kita tahunya Dracula itu kan sprti yang di film-film…hehe

    sunarnosahlan said:
    December 30, 2009 at 12:20 am

    artinya fiksi tentang dracula adalah manipulasi untuk menutupi dracula yang sesungguhnya?

      Afif responded:
      January 13, 2010 at 4:28 am

      Yap, tepat sekali mas..he 🙂

    Desri Susilawani said:
    December 30, 2009 at 5:16 am

    hem..hem…Mr. Dracula ini taunya cuma lewat film…..kirain cuma tokoh fiksi. gag nyangka kalo ternyata manusia sadis yang membantai ummat muslim.

      Afif responded:
      January 1, 2010 at 10:35 am

      Itulah sebuah kemasan yg menutupi sejarah kelam 🙂

    alfarolamablawa said:
    December 31, 2009 at 5:59 am

    wah keren…
    cari ah….

      Afif responded:
      January 10, 2010 at 8:07 am

      Silakan… 🙂

    nakjaDimande said:
    December 31, 2009 at 6:08 am

    hehhhe bener Afif, kita selalu berpatokan dg yang kita lihat di TV bahwa hantu selalu pake baju putih.. lha hantu kan ga pernahmandi seharusnya bajunya dekil dong 🙂

      Afif responded:
      January 1, 2010 at 10:37 am

      masalah mengecek blm mandi atau tidak, emang bundolah jagonya.. hehe 😀

    KutuBacaBuku said:
    January 1, 2010 at 1:06 pm

    saya sedari dulu penasaran apa sebenernya isi buku ini, dan baru sekarang mendapatkan jawaban yang memuaskan … hmm, terima kasih ya atas resensinya ^^

      Afif responded:
      January 10, 2010 at 8:08 am

      Sama-sama… 😀

    bundadontworry said:
    January 17, 2010 at 10:25 am

    oh, jadinya beneran ya kalau drakula itu ada, terbukti dgn cerita ttg sejarah nya di buku ini.
    bunda pikir selama ini hanya hasil rekayasa fiksi dr sebuah film.
    salam.

      Afif responded:
      January 17, 2010 at 10:37 pm

      inilah yg namanya pembelokan sejarah bunda 🙂

Leave a reply to Afif Cancel reply